02. Klasifikasi
Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu
klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian.
Bila beberapa
penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup
umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi
masing-masing.
Ada banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah, antara lain:
- Berdasarkan kurun waktu (kronologis).
- Berdasarkan wilayah (geografis).
- Berdasarkan negara (nasional).
- Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis).
- Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).
Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan
bagaimana cara penulisannya seperti melihat batasan-batasan
temporal dan spasial tema itu sendiri.
Jika hal tersebut tidak
dijelaskan, maka sejarawan mungkin akan terjebak ke dalam falsafah
ilmu lain, misalnya sosiologi.
Inilah
sebabnya Immanuel Kant yang
disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai
"penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis.
Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah.
Para
pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak
ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama
faktor "dapat dilihat atau dicoba kembali", artinya
sejarah hanya dipandang sebagai pengetahuan belaka, bukan sebagai ilmu.
Sebenarnya, pendapat ini kurang bisa diterima
akal sehat karena sejarah mustahil dapat diulang walau bagaimana
pun caranya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk
selama-lamanya.
Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu
sejarah terus berkembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran
ilmu.